Protista Menyerupai Hewan (Protozoa)

Protista menyerupai hewan disebut dengan Protozoa, yang merupakan eukaryota bersel satu yang memiliki sebagian karakteristik dari hewan. Seperti hewan, mereka dapat bergerak, serta merupakan organisme heterotrof.

Definisi dan Karakteristik Protozoa

Protozoa berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos yang berarti pertama dan zoia (bentuk jamak dari zoion) yang berarti hewan. Protozoa pada mulanya dianggap sebagai hewan primitif, akan tetapi Protozoa kemudian tidak lagi dianggap sebagai hewan primitif melainkan mikroba eukariotik tingkat tinggi. Protista mirip hewan adalah organisme mikroskopis yang memiliki ukuran beragam, ukurannya berkisar antara 10 hingga 52 mikrometer dengan bentuk yang bermacam-macam. Protozoa dianggap sebagai protista yang menyerupai hewan karena Protozoa dapat bergerak bebas menggunakan flagela yang ada di tubuhnya. Yang membedakannya dengan protista mirip tumbuhan adalah tidak adanya klorofil pada tubuh Protista mirip hewan, sehingga protista jenis ini tidak dapat membuat makanan sendiri dan bersifat predator. [1]

Protozoa merupakan organisme uniseluler yang memiliki struktur sel eukariotik. Karena tubuhnya uniseluler (bersel satu) maka segala aktifitas kehidupan seperti percernaan, sistem ekskresi, sistem gerak, dan lain-lain, dilakukan pada satu sel tersebut. Tubuh (sel) Protista menyerupai hewan tersusun oleh sitoplasma yang dengan satu nukleus (haploid) atau lebih (diploid). Sitoplasma tersebut dibatasi oleh membran tipis yang disebut pelikel. Pelikel ini memberikan bentuk pada Protozoa dan juga berfungsi untuk melindungi inti sel dan sitoplasma. [2]

anatomi-amoeba
Anatomi Amoeba-pseudopodia | Photo by Kupirijo is licensed under CC-BY-SA-3.0
anatomi-ciliophora
No.7 Sitostoma | Photo by Franciscosp2 is not licensed (Public Domain)

Protista mirip hewan merupakan organisme heterotrof, yang artinya tidak dapat membuat makanan sendiri. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya, Protozoa akan mengambil makanannya dari lingkungan dengan cara osmosis, fagositosis menggunakan pseudopodia, atau langsung memasukkan makanan melalui celah seperti mulut (sitostoma).

  • Osmosis adalah proses perpindahan molekul dari larutan berkonsentrasi rendah menuju larutan dengan tingkat konsentrasi lebih tinggi (lebih pekat) melalui membran semipermeabel. Pada proses osmosis, larutan akan masuk ke dalam maupun ke luar tubuh Protozoa melalui membran sel. Pada saat larutan masuk, akan ada ion-ion terlarut yang ikut masuk. Ion-ion terlarut inilah yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya.
  • Fagositosis merupakan proses memasukkan makanan ke dalam sel, bisa menggunakan pseudopodia atau sitostoma. Yang membedakannya dengan proses osmosis adalah jenis zat yang dimasukkan. Pada proses fagositosis, zat yang masuk ke dalam sel merupakan padatan yang kemudian akan dicerna dan diambil nutrisinya. Pada saat makanan masuk ke dalam sel, makanan akan ditampung pada vakuola. Vakuola bertindak sebagai perut pada protista. Di dalam vakuola inilah proses pencernaan dan penyerapan nutrisi berlangsung. [1]

Protista menyerupai hewan merupakan organisme kosmopolit (dapat ditemukan dimana saja). Protozoa dalam bentuk hidup dapat tinggal pada lingkungan yang lembab, seperti tanah, lumut, dan habitat air. Meskipun demikian, bentuk sista memungkinkan Protista menyerupai hewan untuk bertahan hidup pada lingkungan kering. Banyak spesies Protista menyerupai hewan yang simbion (bersimbiosis dengan organisme lain), beberapa adalah parasit, dan yang lainnya adalah predator bakteri, ganggang, dan Protista lainnya. [1] Beberapa jenis yang lain hidup bebas pada habitat air seperti sungai, kolam, rawa-rawa dan lautan, yang dikenal sebagai zooplankton. Makanan utamanya adalah fitoplankton (plankton yang bersifat autotrof, seperti beberapa jenis alga misalnya) serta mikroba-mikroba lain yang ukurannya lebih kecil, dan mikroba yang telah mati. Keberadaan zooplankton pada habitat air sangat penting. Sebab zooplankton merupakan sumber makanan bagi organisme-organisme lain di sekitarnya, seperti ikan misalnya. [4]

Proses Reproduksi Protozoa

Proses reproduksi Protista menyerupai hewan dilakukan secara aseksual dan seksual. Secara aseksual, Protozoa akan melakukan pembelahan pada sel untuk menghasilkan organisme-organisme baru. Pembelahan yang dilakukan dapat berupa binnary fission (pembelahan biner) yang menghasilkan dua organisme dari satu proses pembelahan, maupun multiple fission (pembelahan multi) yang menghasilkan beberapa organisme sekaligus pada satu kali proses pembelahan. Selain melalui pembelahan, protista juga dapat berkembang biak melalui budding (tunas) di mana organisme baru hidup dan berkembang pada tubuh induk yang kemudian dilepaskan bersamaan dengan sitoplasma sehingga membentuk organisme baru. Secara seksual, proses perkembangbiakan dilakukan melalui proses konjugasi. Proses konjugasi merupakan proses penggabungan dua materi genetik dari dua organisme untuk membentuk satu organisme baru yang memiliki sifat dari kedua individu. Proses ini disebut dengan transfer gen horizontal (HGT). Setelah itu akan terjadi proses transfer gen vertikal (VGT) [6] berupa pembelahan atau budding untuk menghasilkan organisme baru yang telah memiliki sifat dari kedua induknya. [3] Pada saat kondisi menguntungkan, Protozoa akan terus berkembang biak. Namun pada saat kondisi kurang mendukung, seperti suhu ekstrem, tidak tersedianya makanan, air, maupun oksigen dalam waktu yang lama, Protozoa akan hidup sebagai sista (cysts) hingga kondisi kembali normal.

budding
Tunas (budding) | Photo by Masur is not licensed (Public Domain)

Kelompok Protozoa Berdasarkan Alat Geraknya

Berdasarkan alat geraknya, Protista mirip hewan dikelompokkan ke dalam empat kelompok besar, yaitu: [5][2]

1. Sarcodina - bergerak dengan pseudopodia
Kelas Sarcodina merupakan protista yang bergerak menggunakan pseudopodia (kaki semu). Disebut kaki semu sebab protista jenis ini tidak benar-benar memiliki kaki. Sarcodina bergerak dengan cara mengubah bentuk tubuhnya sehingga protoplasma yang ada didalam membran sel berpindah, perpindahan protoplasma inilah yang membuatnya dapat berpindah tempat. Sarcodina juga dikenal sebagai Rhizopoda. Kelas Sarcodina ini sebenarnya sudah usang dan ditinggalkan, kemudian sebagian besar anggotanya tersebar dalam filum Amoebozoa dan Rhizaria (tidak memiliki tingkat takson). [7] Walaupun tingkat taksonomi dan istilah dapat berubah-ubah, tetapi inti dari kelompok ini tetaplah sama, yaitu kelompok Protozoa yang bergerak dengan pseudopodia atau aliran protoplasma.

sarcodina
Sarcodina | Photo by dr.Tsukii Yuuji is licensed under CC-BY-SA-2.5

Contoh:

  • Amoeba proteus, hidup bebas di air tawar dan sering digunakan untuk praktikum biologi.
  • Entamoeba histolytica, penyebab penyakit disentri.
  • Subfilum Foraminifera, hidup di laut dan memiliki kerangka luar dari zat kapur.
  • Subfilum Radiolaria, hidup di laut dan memiliki kerangka luar dari zat kersik.

2. Mastigophora - bergerak dengan flagella
Subfilum atau superclass Mastigophora merupakan Protista mirip hewan yang bergerak menggunakan bulu cambuk. Tubuh Protista jenis ini dilengkapi satu atau lebih bulu cambuk (disebut juga flagella) yang membuatnya dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Bulu cambuk ini merupakan ciri khas sehingga Mastigophora juga dikenal sebagai Flagellata. Kebanyakan jenis ini hidup menumpang pada organisme lain. Sebagian dari mereka menguntungkan, namun sebagian yang lain menyebabkan penyakit dan bersifat parasit. Meskipun taksonomi Flagellata telah ditinggalkan, tetapi istilah "Flagellata" tetap valid sebagai gambaran tingkat organisasi. Kini anggota-anggota superclass Mastigophora ini tersebar dalam berbagai tingkatan takson, seperti filum Euglenozoa misalnya, yang terdiri dari kelompok besar organisme berbulu cambuk. Walaupun tingkat taksonomi dan istilah dapat berubah-ubah, tetapi inti dari kelompok ini tetaplah sama, yaitu kelompok Protozoa yang bergerak dengan flagella. [8]

flagellata
Flagellata | Photo by CDC/ Dr. Stan Erlandsen is not licensed (Public Domain)

Contoh:

  • Trypanosoma brucei, menyebabkan penyakit tidur pada manusia.
  • Trypanosoma cruzi, menyebabkan penyakit chagas pada manusia.
  • Trypanosoma evansi, menyebabkan penyakit surra pada hewan tertentu.

3. Ciliata - bergerak dengan silia
Filum atau kelas Ciliata atau Ciliophora merupakan jenis Protista mirip hewan yang bergerak dengan bantuan rambut getar (silia). Berbeda dengan flagella, ukuran silia jauh lebih pendek dan jumlahnya banyak seperti rambut. Silia yang ada pada Protista jenis ini digunakan untuk berpindah lokasi (berenang) di lingkungan dengan kadar air yang tinggi. Selain digunakan untuk berpindah tempat, silia juga berguna untuk mengambil makanan dari lingkungan untuk kemudian dicerna di dalam sel. Menurut Ruggiero (2015) filum Ciliophora termasuk dalam superfilum Alveolata. Walaupun tingkat taksonomi dan istilah dapat berubah-ubah, tetapi inti dari kelompok ini tetaplah sama, yaitu kelompok Protozoa yang bergerak dengan silia. [9]

ciliata
Ciliata | Photo by US Government is not licensed (Public Domain)

Contoh:

  • Paramecium caudatum, hidup tersebar luas di lingkungan air laut, payau dan tawar.
  • Balantidium coli, hidup sebagai parasit di sekum dan kolon manusia, babi, tikus dan Mammalia lainnya.

4. Sporozoa - tidak memiliki alat gerak
Filum atau kelas Sporozoa merupakan Protista mirip hewan yang tidak memiliki alat gerak. Karakteristik yang menonjol dari Sporozoa adalah cara hidupnya yang menumpang pada organisme lain. Keseluruhan Sporozoa bersifat parasit. Sporozoa dapat berpindah dari satu organisme ke organisme yang lain melalui bantuan organisme lain. Seperti Sporozoa penyebab malaria misalnya, yang berpindah ke individu lain dengan bantuan nyamuk. Saat ini sebagian besar Sporozoa masuk dalam filum Apicomplexa, superfilum Alveolata, sehingga Sporozoa sering disamakan dengan Apicomplexa. Walaupun tingkat taksonomi dan istilah dapat berubah-ubah, tetapi inti dari kelompok ini tetaplah sama, yaitu kelompok Protozoa yang tidak memiliki alat gerak. [10]

sporozoa
Sporozoa | Photo by US Government is not licensed (Public Domain)

Contoh:

  • Plasmodium falciparum, penyebab malaria tertiana maligna.
  • Plasmodium vivax, penyebab paling sering malaria tertiana.
  • Plasmodium ovale, penyebab (lebih jarang) malaria tertiana.
  • Plasmodium malariae, penyebab malaria quartana.
Referensi
  1. Wikipedia contributors, “Protozoa,” Wikipedia, The Free Encyclopedia, https://en.wikipedia.org/w/index.php?title=Protozoa&oldid=689983863 (accessed November 26, 2015).
  2. Diaz, J. M., “Protozoan,” Encyclopædia Britannica, http://www.britannica.com/science/Protozoan (accessed November 24, 2015)
  3. Roundy, L., “Types of Protist Reproduction,” Study.com, http://study.com/academy/lesson/types-of-protist-reproduction.html (accessed November 24, 2015)
  4. Wikipedia contributors, “Zooplankton,” Wikipedia, The Free Encyclopedia, https://en.wikipedia.org/w/index.php?title=Zooplankton&oldid=689526828 (accessed November 26, 2015).
  5. “Prostista Kingdom,” Mr. Manning’s Life Science Class, http://www.tnmanning.com/id151.htm (accessed November 24, 2015)
  6. Wikipedia contributors, “Horizontal gene transfer,” Wikipedia, The Free Encyclopedia, https://en.wikipedia.org/w/index.php?title=Horizontal_gene_transfer&oldid=698621165 (accessed January 12, 2016).
  7. Wikipedia contributors, “Amoeba,” Wikipedia, The Free Encyclopedia, https://en.wikipedia.org/w/index.php?title=Amoeba&oldid=692511920 (accessed November 26, 2015).
  8. Wikipedia contributors, “Flagellate,” Wikipedia, The Free Encyclopedia, https://en.wikipedia.org/w/index.php?title=Flagellate&oldid=683330639 (accessed November 27, 2015).
  9. Wikipedia contributors, “Ciliate,” Wikipedia, The Free Encyclopedia, https://en.wikipedia.org/w/index.php?title=Ciliate&oldid=690298723 (accessed November 27, 2015).
  10. Wikipedia contributors, “Apicomplexa,” Wikipedia, The Free Encyclopedia, https://en.wikipedia.org/w/index.php?title=Apicomplexa&oldid=690985457 (accessed November 27, 2015).

Kutip materi pelajaran ini:
Kontributor Tentorku, 2015, https://www.tentorku.com/protista-menyerupai-hewan-protozoa/ (diakses pada 08 Dec 2023).

Materi pelajaran ini bukan yang Anda butuhkan?
Anda bisa mengirimkan saran pada Tentorku di akun fb/twitter/google kami di @tentorku.
Topik dengan voting komentar terbanyak akan mendapatkan prioritas dibuatkan pembahasan.

Avatar photo
Tentorku

Penerbit Tentorku adalah penerbit artikel pendidikan online berkualitas. Tentorku percaya bahwa setelah proyek perpustakaan online ini selesai, Indonesia akan menjadi jauh lebih pintar! Semua konten tulisan, gambar, dan video pada situs ini adalah hak cipta Tentorku, kecuali dinyatakan khusus secara tertulis. Hak cipta dilindungi oleh DMCA dan hukum yang berlaku di Indonesia.

Articles: 125