Tumbuhan lumut merupakan keturunan yang paling dekat dengan tumbuhan pertama yang dapat hidup di daratan bumi ini. Tumbuhan lumut sering disebut Bryophyta, tetapi istilah ini sebetulnya kurang tepat karena terdapat tiga kelompok tumbuhan lumut, yaitu: lumut hati (Hepatophyta/Marchantiophyta), lumut daun (Bryophyta), dan lumut tanduk (Anthocerotophyta/Anthocerophyta). Ketiga kelompok lumut inilah yang disebut sebagai tumbuhan lumut atau sering juga disebut tumbuhan tidak berpembuluh (bukan hanya lumut daun). [1][2]
Daftar isi
Bab ini membahas (1) ciri-ciri; (2) pergiliran keturunan, serta ketiga kelompok tumbuhan lumut di atas: (3) Hepatophyta/Marchantiophyta; (4) Bryophyta; dan (5) Anthocerophyta.
Ciri-Ciri Tumbuhan Lumut
Sesuai dengan judul bab ini, ciri yang paling utama dari tumbuhan lumut adalah tidak berpembuluh (non-vaskuler), namun demikian mereka mempunyai sel pengangkut dari tipe yang berbeda. Tumbuhan lumut memiliki struktur organ-organ yang tipis. Struktur ini memungkinkan penyaluran air dan nutrisi dapat dilakukan untuk jarak dekat. Senada dengan hal ini, tidak adanya jaringan pembuluh yang secara khusus menyalurkan air dan nutrisi untuk jarak jauh, membuat tumbuhan lumut hanya dapat terbaring rendah seperti karpet dan tidak bisa tumbuh tinggi. Bahkan, kebanyakan lumut daun hanya dapat tumbuh setinggi 1–10 cm.
Tidak adanya pembuluh ini juga membuat tumbuhan lumut tidak memiliki akar, batang, dan daun sejati, karena menurut definisi ketiga organ tersebut harus memiliki pembuluh. Tumbuhan lumut memiliki struktur serupa atau ekuivalen dengan akar, batang, dan daun, tubuh seperti ini disebut dengan talus.
Ciri khas dari tumbuhan lumut yang lain adalah mengalami pergiliran keturunan, gametofit (n) dan sporofit (2n) yang didominasi oleh fase gametofitnya. Gametofit ini umumnya lebih besar dan hidup lebih lama dari sporofitnya. Sporofit melekat dan bergantung pada gametofit untuk mendapatkan nutrisi dalam berbagai tingkat. Beberapa sporofit seluruhnya tertutup dalam jaringan gametofit, tetapi yang lain tidak dan biasanya berubah kecoklatan saat matang. Tumbuhan lumut membutuhkan air (seperti air hujan) untuk bereproduksi secara seksual, seperti asal-usul air (evolusi dari ganggang hijau) mereka. Mungkin inilah hal yang membuat tumbuhan lumut sangat menyukai tempat yang basah dan lembab. [2][3][4]
Pergiliran Keturunan Tumbuhan Lumut
Pergiliran keturunan atau disebut juga metagenesis merupakan istilah untuk mendeskripsikan daur hidup yang terdiri dari dua fase, yaitu fase gametofit yang merupakan fase multiseluler haploid (n), yang berganti menjadi fase sporofit yang merupakan fase multiseluler diploid (2n). Tahap-tahap pergiliran keturunan tumbuhan lumut adalah: [2][3][4][5]
- Spora yang haploid (n) tumbuh menjadi benang-benang yang disebut protonema, lalu tumbuh "kuncup," dan menjadi gametofit (tumbuhan lumut). Gametofit ini memiliki dua jenis, yaitu gametofit jantan dan gametofit betina.
- Pada ujung gametofit jantan terdapat anteridium yang menghasilkan sperma (spermatozoid) dan pada ujung gametofit betina terdapat arkegonium yang menghasilkan ovum.
- Melalui perantara air, sperma dapat mencapai ovum dan terjadilah fertilisasi, sehingga terbentuk zigot di dalam arkegonium. Zigot kemudian berkembang menjadi embrio sporofit.
- Sporofit yang diploid (2n) tumbuh menjadi tangkai panjang yang disebut dengan seta. "Kaki" seta ini masih menempel pada gametofit (yang tadinya arkegonium) dan bergantung pada nutrisi dari gametofit tersebut.
- Ujung seta berkembang menjadi sporangium, di dalam sporangium ini terjadi meiosis sehingga spora yang terbentuk adalah haploid (n). Apabila spora-spora pada "kapsul" ini sudah matang, spora-spora ini kemudian disebarkan.
Lumut Hati (Hepatophyta/Marchantiophyta)
Lumut hati merupakan divisi yang sudah sangat tua apabila ditinjau dari pewaktuan evolusi. Terdapat perbedaan bentuk yang unik pada fase gametofit dan sporofitnya. Fase gametofit pada tumbuhan lumut hati adalah bentuk yang dominan, yang memiliki bentuk yang rata/datar (taloid). Pada permukaan talus terdapat lobus yang berbentuk seperti hati, inilah mengapa kelompok lumut ini disebut sebagai lumut hati. Lobus ini disebut dengan gemma cup yang digunakan untuk reproduksi aseksual.
Gametangium pada lumut hati berbentuk seperti miniatur pohon. Bentuk "miniatur pohon" ini sedikit berbeda antara anteridium dan arkegonium. Pada fase sporofit, seta yang terbentuk berukuran pendek dengan kapsul oval atau bulat. Kapsul ini sekilas berbentuk seperti buah pada kepala arkegonium, tetapi ukurannya sangat kecil, sehingga untuk melihatnya dibutuhkan kaca pembesar. [6]
Lumut Daun (Bryophyta)
Lumut daun (Bryophyta) merupakan divisi terbesar dari tumbuhan lumut dan objek yang paling sering digunakan untuk menggambarkan daur hidup tumbuhan lumut. Gametofit pada lumut daun merupakan bentuk yang dominan, memiliki bentuk seperti "daun" atau "rumput" yang membentuk hamparan seperti "karpet" berwarna hijau. Pada ujung gametofit jantan terdapat anteridium yang menghasilkan sperma (spermatozoid) dan pada ujung gametofit betina terdapat arkegonium yang menghasilkan ovum.
Sporofit yang terbentuk tumbuh menjadi seta yang berukuran panjang. "Kaki" seta ini masih menempel pada gametofit (yang tadinya arkegonium) dan bergantung pada nutrisi dari gametofit tersebut. Sporangium pada ujung seta memiliki tiga bagian, yaitu: [7]
- Kapsul, merupakan struktur menggelembung yang berisi spora. Pada bagian atas terdapat gigi (peristom) untuk membuka atau menutup operkulum.
- Operkulum, merupakan "tutup" dari kapsul, yang akan terlepas ketika spora siap disebarkan.
- Kaliptra, merupakan bungkus dari kapsul dan operkulum yang akan jatuh ketika kapsul (spora) sudah matang.
Lumut Tanduk (Anthocerotophyta/Anthocerophyta)
Lumut kelompok ini disebut dengan lumut tanduk karena sporofitnya berbentuk panjang dan meruncing seperti tanduk. Sporofit ini mengandung klorofil dan dapat tumbuh setinggi 5 cm, tidak memiliki seta, dan hanya terdiri dari sporangium. Sporangium yang sudah matang akan melepaskan spora dengan cara membelah terbuka secara bertahap, mulai dari ujungnya.
Sama seperti kelompok tumbuhan lumut lain, tubuh lumut tanduk didominasi oleh fase gametofitnya. Gametofit ini merupakan talus yang berbentuk seperti bunga mawar tipis atau pita dengan diameter antara satu sampai lima sentimeter. Tidak seperti gametangium kelompok lain yang nampak dengan jelas, anteridium dan arkegonium pada lumut tanduk sulit diamati karena terbenam pada gametofitnya. [8]
Kutip materi pelajaran ini:
Kontributor Tentorku, 2015, https://www.tentorku.com/tumbuhan-lumut-tumbuhan-tidak-berpembuluh/ (diakses pada 06 Aug 2024).
Materi pelajaran ini bukan yang Anda butuhkan?
Anda bisa mengirimkan saran pada Tentorku di akun fb/twitter/google kami di @tentorku.
Topik dengan voting komentar terbanyak akan mendapatkan prioritas dibuatkan pembahasan.