Virus Penyebab Penyakit pada Tumbuhan

Virus juga merupakan patogen bagi tumbuhan dan seringkali menyebabkan gagal panen dalam pertanian. Apabila tidak ditangani, virus yang menyerang tumbuhan ini dapat menyebabkan bencana kelaparan bagi manusia. Virus yang akan dibahas pada artikel ini merupakan top-5 virus tumbuhan yang populer di kalangan ilmuwan, [1] ditambah satu virus yang penting untuk dibahas menurut penulis.

Daftar isi

Bab ini membahas beberapa virus penyebab penyakit pada tumbuhan, yaitu: (1) Tobacco mosaic virus (TMV); (2) Rice tungro bacilliform virus (RTBV); (3) Tomato spotted wilt virus (TSWV); (4) Tomato yellow leaf curl virus (TYLCV); (5) Cucumber mosaic virus (CMV); dan (6) Potato virus Y (PVY).

Tobacco mosaic virus (TMV)

Tobacco mosaic virus (TMV) adalah virus penyebab penyakit mosaik pada tumbuhan tembakau. Virus ini populer karena merupakan cikal bakal dari nama "virus" dan virologi (cabang ilmu yang mempelajari tentang virus). TMV termasuk dalam kelompok (+)ssRNA, family Virgaviridae, genus Tobamovirus. Gejala pertama dari penyakit ini adalah warna hijau muda di antara urat-urat daun muda. Hal ini diikuti dengan cepat oleh perkembangan pola "mosaik" atau belang-belang warna hijau terang dan hijau gelap pada daun. Kerutan juga dapat dilihat di mana daun tumbuhan yang terinfeksi menampilkan keriput-keriput acak kecil. Gejala-gejala ini berkembang dengan cepat dan terlihat lebih jelas pada daun muda. Infeksi tidak mengakibatkan kematian pada tumbuhan, tetapi jika infeksi terjadi di awal musim, tumbuhan menjadi kerdil. Daun pada lokasi yang lebih rendah dapat terkena "mosaic burn" terutama selama periode cuaca panas dan kering. Dalam kasus ini, daerah daun yang "terbakar" berkembang membesar, dan ini merupakan salah satu tahapan yang paling merusak dari infeksi TMV. [2]

tmv
TMV | Photo by T. Moravec is not licensed (Public Domain)

Rice tungro bacilliform virus (RTBV)

Rice tungro bacilliform virus (RTBV) adalah virus yang penyebab penyakit tungro pada tumbuhan padi. Walaupun tidak termasuk dalam daftar virus yang populer, penulis perlu menyertakan virus ini karena menyerang tanaman padi, yang tentunya sangat penting bagi masyarakat Indonesia. RTBV termasuk dalam kelompok dsDNA-RT (pararetrovirus), family Caulimoviridae, genus Tungrovirus. Tungro adalah penyakit yang paling serius pada padi dan mayoritas constrain tanaman produksi padi di Asia Selatan dan Asia Tenggara. RTBV ditularkan oleh wereng hijau, Nephotettix virescens dan beberapa jenis wereng lain. N. virescens dapat memperoleh RTBV dalam 30 menit selama makan 8 jam dan dapat mempertahankan daya tularnya sampai 7 hari. Nimfa dapat menularkan RTBV lebih efisien daripada wereng dewasa dan betina lebih efisien daripada jantan.

Setelah tumbuhan terinfeksi, gejala yang disebabkan oleh RTBV adalah pengerdilan tanaman, warna merah sampai oranye-kuning, dan pengurangan jumlah gabah hasil panen. Infeksi yang terjadi di awal akan menyebabkan kematian pada tumbuhan. Walaupun efek dari RTBV sendiri sudah signifikan, potensi kerusakan meningkat ketika dikombinasikan dengan Rice tungro spherical virus (RTSV). Ada beberapa resistensi genetik terlihat pada tanaman terhadap RTSV, namun sampai saat ini, hanya ada sedikit (jika ada) resistensi genetik pada RTBV. [3][4]

Tomato spotted wilt virus (TSWV)

Tomato spotted wilt virus (TSWV) adalah virus penyebab penyakit layu berbintik atau spotted wilt pada tumbuhan tomat dan berbagai tanaman lain. Penyakit ini pertama kali dideskripsikan di Australia pada tahun 1915. TSWV termasuk dalam kelompok (-)ssRNA, family Bunyaviridae, genus Tospovirus. TSWV sebelumnya dianggap sebagai satu-satunya anggota dari Tospovirus sampai 1989 ketika spesies lain ditemukan. Genus Tospovirus sekarang berisi lebih dari selusin virus lain yang berbeda yang identifikasi telah difasilitasi oleh penggunaan serologi dan teknik molekuler. Tospovirus ditularkan oleh thrips (ordo: Thysanoptera) yang diketahui dapat menularkan lebih dari 13 jenis virus ini. [5]

tomat-terinfeksi-tswv
Tomat terinfeksi TSWV | Photo by William M. Brown Jr., Bugwood.org is licensed under CC-BY-3.0

TSWV menginfeksi lebih dari 1000 spesies tumbuhan dan menyebabkan kerusakan ekonomi yang signifikan bagi banyak tanaman agronomi dan hortikultura. Di beberapa daerah, virus ini ditemukan di mana-mana karena dapat menginfeksi banyak gulma, taman, dan tanaman alam. Gejala TSW berbeda antar spesies inang dan dapat bervariasi di dalam satu spesies inang. Gagal tumbuh (kerdil) adalah gejala umum dari infeksi TSWV, dan umumnya lebih parah saat tanaman muda terinfeksi. Sesuai dengan namanya infeksi menyebabkan bercak-bercak dan tumbuhan menjadi layu, dan akhirnya dapat menyebabkan kematian. Belum ada obat antivirus yang dikembangkan untuk tumbuhan yang terinfeksi dengan Tospovirus, dan tanaman yang terinfeksi harus dibuang dari lapangan dan dihancurkan untuk mencegah penyebaran penyakit. [6]

Tomato yellow leaf curl virus (TYLCV)

Tomato yellow leaf curl virus (TYLCV) adalah virus penyebab penyakit kuning keriting pada tumbuhan tomat. TYLCV termasuk dalam kelompok ssDNA, family Geminiviridae, genus Begomovirus. TYLCV menyebabkan penyakit yang paling merusak pada tanaman tomat, dapat ditemukan di daerah tropis dan subtropis, dan menyebabkan kerugian ekonomi yang parah. Virus ini ditularkan oleh vektor serangga dari family Aleyrodidae, ordo Hemiptera, yaitu whitefly atau kutu kebul/kutu putih (Bemisia tabaci). Inang utama untuk TYLCV adalah tomat, dan inang tanaman lain di mana infeksi TYLCV ditemukan adalah terong, kentang, tembakau, kacang-kacangan, dan paprika. [7] Pada tomat, gejala yang lebih parah terjadi saat infeksi terjadi pada usia dini dan agak berbeda antar varietas. Gejalanya adalah daun keriting (ke atas), bintik-bintik, ukuran daun mengecil, tanaman kerdil, dan gugurnya bunga sehingga sangat mengurangi hasil buah. [8]

tomat-terinfeksi-tylcv
Tomat terinfeksi TYLCV | Photo by Don Ferrin, Louisiana State University Agricultural Center, Bugwood.org is licensed under CC-BY-3.0

Cucumber mosaic virus (CMV)

Cucumber mosaic virus (CMV) adalah virus penyebab penyakit mosaik pada tumbuhan ketimun dan berbagai jenis tumbuhan lain. CMV termasuk dalam kelompok (+)ssRNA, family Bromoviridae, genus Cucumovirus. Virus ini memiliki distribusi di seluruh dunia dan variasi inang yang beraneka ragam. Bahkan CMV memiliki reputasi sebagai virus yang memiliki ragam inang terluas dari semua virus tanaman yang dikenal. CMV dapat ditularkan dari tanaman ke tanaman baik secara mekanis dengan getah dan oleh kutu daun melalui mulut (stylet). Virus ini juga dapat ditularkan dalam biji dan oleh gulma parasit, tali putri (Cuscuta sp.). Virus ini juga menginfeksi sayuran lain seperti labu, melon, paprika, kacang-kacangan, tomat, wortel, seledri, selada, bayam, dan bit.

markisa-terinfeksi-cmv
Markisa terinfeksi CMV | Photo by Scot Nelson is licensed under CC-BY-2.0

Gejala yang terlihat pada penyakit ini adalah mosaik atau bintik daun, menguning, bercak cincin, pengerdilan, juga distorsi daun, bunga, dan buah. CMV menunjukkan gejala pada daun yang dikenal sebagai efek "shoestring" efek untuk hampir semua spesies inang. Efek ini menyebabkan daun muda terlihat kurus dan seluruh tanaman akan mengerdil. Secara khusus CMV dapat menyebabkan ketimun untuk menjadi pucat dan bergelombang. Daun-daun tumbuhan yang terinfeksi berubah mosaik, berkerut, dan berubah bentuk. Pertumbuhan biasanya terhambat dan hanya menghasilkan sedikit bunga. Seringkali bentuk buah mentimun menjadi aneh dan tampak abu-abu, penampilan ini sering menyebabkan mentimun disebut sebagai "acar putih", juga seringkali ketimun yang terinfeksi rasanya pahit. [9]

Potato virus Y (PVY)

Potato virus Y (PVY) adalah virus penyebab penyakit bercak cincin nekrotik atau potato tuber necrotic ringspot disease (PTNRD) pada tumbuhan kentang. Bercak cincin nekrotik membuat kentang tidak dapat dijual sehingga mengakibatkan kerugian yang sangat besar pada petani. PVY termasuk dalam kelompok (+)ssRNA, family Potyviridae, genus Potyvirus. PVY ditularkan oleh vektor kutu tetapi juga dapat tetap dorman dalam benih kentang. Ini berarti bahwa menggunakan jalur keturunan yang sama untuk produksi benih kentang selama beberapa generasi berturut-turut akan menyebabkan peningkatan progresif pada jumlah virus yang terkandung (viral load) dan kegagalan panen berikutnya.

kentang-terinfeksi-pvy
Kentang terinfeksi PVY | Photo by Bruce Watt, University of Maine, Bugwood.org is licensed under CC-BY-NC-3.0

PVY menginfeksi banyak spesies tanaman ekonomis penting, termasuk kentang, tembakau, tomat, dan merica. Tingkat kerusakan tanaman ditentukan oleh strain PVY yang menginfeksi tumbuhan, viral load, waktu ketika infeksi terjadi, serta toleransi inang terhadap virus. Resistensi inang terhadap infeksi PVY rendah dalam berbagai kasus. Infeksi PVY pada ladang kentang dapat mengakibatkan hilangnya 10-100% hasil panen. [10]

Referensi
  1. Scholthof et al., 2011, “Top 10 plant viruses in molecular plant pathology,” Mol Plant Pathol 12(9): 938-54, http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22017770 (accessed November 9, 2015).
  2. Wikipedia contributors, “Tobacco mosaic virus,” Wikipedia, The Free Encyclopedia, https://en.wikipedia.org/w/index.php?title=Tobacco_mosaic_virus&oldid=673005120 (accessed November 9, 2015).
  3. Lam, T., & Lebednick, M., “Rice tungro bacilliform virus,” MicrobeWiki, https://microbewiki.kenyon.edu/index.php?title=Rice_tungro_bacilliform_virus&oldid=55150 (accessed November 9, 2015).
  4. Hibino et al., 1991, “Characterization of Rice Tungro Bacilliform and Rice Tungro Spherical Viruses,” Phytopathology 81(10): 1130-1132, https://www.apsnet.org/publications/phytopathology/backissues/Documents/1991Articles/Phyto81n10_1130.pdf (accessed November 9, 2015).
  5. Sherwood et al., 2003, “Tomato spotted wilt,” The Plant Health Instructor, http://www.apsnet.org/edcenter/intropp/lessons/viruses/Pages/TomatoSpottedWilt.aspx (accessed November 9, 2015).
  6. Wikipedia contributors, “Tospovirus,” Wikipedia, The Free Encyclopedia, https://en.wikipedia.org/w/index.php?title=Tospovirus&oldid=683387095 (accessed November 10, 2015).
  7. Wikipedia contributors, “Tomato yellow leaf curl virus,” Wikipedia, The Free Encyclopedia, https://en.wikipedia.org/w/index.php?title=Tomato_yellow_leaf_curl_virus&oldid=669813653 (accessed November 10, 2015).
  8. Polston, J. E., “DISEASE MANAGEMENT: Tomato Yellow Leaf Curl,” http://ipm.ifas.ufl.edu/pdfs/TYLCV.pdf (accessed November 10, 2015).
  9. Wikipedia contributors, “Cucumber mosaic virus,” Wikipedia, The Free Encyclopedia, https://en.wikipedia.org/w/index.php?title=Cucumber_mosaic_virus&oldid=669258515 (accessed November 10, 2015).
  10. Wikipedia contributors, “Potato virus Y,” Wikipedia, The Free Encyclopedia, https://en.wikipedia.org/w/index.php?title=Potato_virus_Y&oldid=686898213 (accessed November 10, 2015).

Kutip materi pelajaran ini:
Kontributor Tentorku, 2015, https://www.tentorku.com/virus-penyebab-penyakit-pada-tumbuhan/ (diakses pada 09 Dec 2023).

Materi pelajaran ini bukan yang Anda butuhkan?
Anda bisa mengirimkan saran pada Tentorku di akun fb/twitter/google kami di @tentorku.
Topik dengan voting komentar terbanyak akan mendapatkan prioritas dibuatkan pembahasan.

Avatar photo
Tentorku

Penerbit Tentorku adalah penerbit artikel pendidikan online berkualitas. Tentorku percaya bahwa setelah proyek perpustakaan online ini selesai, Indonesia akan menjadi jauh lebih pintar! Semua konten tulisan, gambar, dan video pada situs ini adalah hak cipta Tentorku, kecuali dinyatakan khusus secara tertulis. Hak cipta dilindungi oleh DMCA dan hukum yang berlaku di Indonesia.

Articles: 125