Penyebab Diskalkulia dan Solusinya

Diskalkulia sering diartikan sebagai ketidakmampuan seseorang dalam mengolah informasi matematika, terutama dalam hal aritmatika. Anak dengan diskalkulia biasanya ditandai dengan lemahnya kemampuan terkait beberapa hal seperti: memory, visual-spatial, serta resoning and logical thinking. Dalam hal memori, anak dengan diskalkulia seringkali mengalami kesulitan dalam hal memahami simbol-simbol matematika dan cara mengoperasikannya. Dalam hal visual-spatial anak dengan diskalkulia akan kesulitan untuk membedakan dan mengingat bentuk angka serta mengartikannya. Dalam hal logika dan penalaran anak dengan diskalkulia merasa bingung ketika dihadapkan pada penghitungan yang mudah, seperti hitung mundur misalnya, atau memahami orientasi waktu, seperti mengartikan kata "kemarin," "besok," "lusa," dan sebagainya, juga kesulitan memahami bentuk benda. Kesulitan-kesulitan yang dialami penderita diskalkulia tersebut berbanding lurus dengan kemampuan berhitung yang rendah. Meskipun memiliki kemampuan berhitung yang rendah, namun hal ini tidak bisa dijadikan indikator bahwa penderita diskalkulia memilki tingkat IQ yang juga rendah. [1][2]

Daftar isi

Artikel ini membahas (1) penyebab diskalkulia; dan (2) solusinya (cara mengajarkan matematika).

Penyebab Diskalkulia

Penderita diskalkulia diperkirakan berjumlah sekitar 3-6% dari seluruh populasi dunia dengan tingkat IQ yang berbeda-beda. Diskalkulia sering dikaitkan dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). Hal ini mengacu pada penelitian yang menunjukan seperempat dari penderita diskalkulia yang ditemui ternyata juga merupakan penderita ADHD. Sejauh ini, satu-satunya alasan mengapa diskalkulia bisa menyerang 3-6 dari 100 orang adalah faktor genetik. Hal ini pula yang membedakan diskalkulia dengan akalkulia. Akalkulia adalah ketidak mampuan seseorang dalam memproses informasi matematika dikarenakan kerusakan otak (brain injury), sedangkan diskalkulia diturunkan dari generasi ke generasi. Beberapa asumsi terkait penyebab diskalkulia diluar faktor genetika dalah adalah kelahiran prematur dan konsumsi alkohol pada saat kehamilan, namun hal ini tidak bisa dijadikan acuan yang tepat. Asumsi lain terkait penyebab diskalkulia adalah faktor psikologi, yang bisa dikarenakan trauma atau ketakutan berlebihan atas matematika yang bisa saja disebabkan pengalaman buruk terkait pembelajaran matematika. [1][2][3]

angka-angka
Photo by geralt is not licensed (Public Domain)

Mengajarkan Matematika pada Penderita Diskalkulia

Meskipun diskalkulia diturunkan secara genetik, bukan berarti tidak ada hal yang bisa kita lakukan untuk menolong penderita diskalkulia. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk membantu anak dengan diskalkulia memahami matematika. [3][4][5] Solusinya antara lain:

1. Matematika sering kali menjadi hal yang sangat menakutkan bagi anak diskalkulia. Oleh sebab itu, jadikan pembelajaran matematika menjadi hal yang menarik. Seperti misalnya mengajarkan matematika menggunakan permainan seperti number bingo, flash card, dan lain-lain.

number-bingo
Number bingo | Photo by Blue Plover is licensed under CC-BY-SA-3.0

2. Anak dengan diskalkulia akan sangat sulit dalam memahami konsep matematika, oleh sebab itu, berikan gambaran yang jelas terkait konsep. Misalnya dengan memberikan contoh konkret menggunakan grafik dan diagram.

3. Biarkan anak mengeksplorasi diri mereka. Ajarkan perhitungan mudah dengan menggunakan jari, kertas scratch, atau alat peraga lain yang mudah digunakan dan mudah ditemui. Jangan memaksa anak untuk menghafal karena hal ini akan memperburuk keadaannya.

sempoa
Sempoa | Photo by Noe is not licensed (Public Domain)

4. Bantu anak memvisualisasikan setiap tanda baca dengan cara memanipulasi tanda. Misalkan minus memilki tanda (-), memiliki arti hilang. Sedangkan plus (+) artinya datang, sehingga jumlahnya menjadi banyak. Memanipulasi tanda akan sangat membantu anak diskalkulia dalam proses perhitungan sebab dengan cara ini mereka akan paham akan arti dari setiap tanda serta membuat mereka terhindar dari penggunaan istilah matematika yang rumit.

5. Gunakan pensil warna yang berbeda untuk menggambarkan setiap masalah. Seperti misalnya menggunakan warna merah untuk tanda minus (-), hijau untuk tanda plus (+), dan lain-lain. Hal ini akan membantu anak dalam mengartikan simbol agar tidak rancu.

6. Putarkan musik saat proses pembelajaran. Musik sangat membantu anak diskalkulia untuk merasa rileks selama pembelajaran. Musik juga membantu dalam hal menciptakan kondisi yang jauh dari tekanan.

7. Pembelajaran dilakukan secara teratur dan bertahap. Jangan terlalu memaksa serta memberikan target khusus pada anak diskalkulia. Berikan mereka kepercayaan untuk mengembangkan diri.

8. Jadilah sahabat mereka yang siap mendampingi mereka dalam melewati kesulitan-kesulitan tersebut.

Hal-hal di atas diharapkan dapat membantu perkembangan anak diskalkulia. Satu hal yang harus selalu kita ingat, anak dengan diskalkulia tidak dapat diartikan sebagai anak yang bodoh. Mereka memiliki kemampuan dan dapat berkembang, hanya prosesnya sedikit lebih spesial dibandingkan dengan anak normal.

Referensi
  1. Berrett, S., 2010, “Learning Disabilities 101: Everything you need to know about how learning disabilities affect reading skills,” Reading Horizons, http://www.readinghorizons.com/documents/lde-bookrh.pdf (accessed December 6, 2015).
  2. “Dyscalculia,” British Dyslexia Association, http://www.bdadyslexia.org.uk/dyslexic/dyscalculia (accessed December 2, 2015)
  3. Wikipedia contributors, “Dyscalculia,” Wikipedia, The Free Encyclopedia, https://en.wikipedia.org/w/index.php?title=Dyscalculia&oldid=694269173 (accessed December 8, 2015).
  4. “Dyscalculia,” Learning Dissabilities Association of America, http://ldaamerica.org/types-of-learning-disabilities/dyscalculia/ (accessed December 2, 2015)
  5. “Overcoming Dyscalculia,” The Dyscalculia Centre, http://www.dyscalculia.me.uk/background.html (accessed December 2, 2015)

Kutip materi pelajaran ini:
Kontributor Tentorku, 2015, https://www.tentorku.com/penyebab-diskalkulia-dan-solusinya/ (diakses pada 09 Dec 2023).

Materi pelajaran ini bukan yang Anda butuhkan?
Anda bisa mengirimkan saran pada Tentorku di akun fb/twitter/google kami di @tentorku.
Topik dengan voting komentar terbanyak akan mendapatkan prioritas dibuatkan pembahasan.

Avatar photo
Tentorku

Penerbit Tentorku adalah penerbit artikel pendidikan online berkualitas. Tentorku percaya bahwa setelah proyek perpustakaan online ini selesai, Indonesia akan menjadi jauh lebih pintar! Semua konten tulisan, gambar, dan video pada situs ini adalah hak cipta Tentorku, kecuali dinyatakan khusus secara tertulis. Hak cipta dilindungi oleh DMCA dan hukum yang berlaku di Indonesia.

Articles: 125