Mengenali Karakteristik dan Gejala Disleksia

Disleksia sering menjadi momok bagi orangtua dan bagi siswa itu sendiri. Tidak sedikit orang yang mengucilkan dan menganggap bahwa penderita disleksia merupakan orang yang bodoh dan tidak mampu berfungsi dalam masyarakat. Satu hal yang kita tidak sadari bahwa penderita disleksia dapat menjadi orang yang sukses, kekurangan mereka dalam membaca dan menulis sebenarnya membuat bakat lain dapat muncul bagi mereka.

Daftar isi

Artikel ini membahas (1) apa itu disleksia; (2) mengenal karakteristik disleksia; dan (3) gejala disleksia.

Video pengantar ini mungkin dapat menegaskan bahwa menjadi seorang dengan disleksia (disleksik) tidak akan mengganggu atau malah bahkan membantu Anda meraih cita-cita:

tokoh-disleksia
youtube.com/watch?v=fzHaLYsTgJc | Video by DyslexicAdvantage is licensed under Standard YouTube License

Apa Itu Disleksia?

Disleksia merupakan suatu kesulitan belajar (learning disabilities) yang membuat penderitanya kesulitan menerjemahkan huruf-huruf yang dilihat menjadi satu kesatuan makna. Anak dengan disleksia biasanya akan mengalami kesulitan dalam hal memaknai -baik huruf, kata, maupun kalimat- sehingga tak jarang disleksia disebut juga sebagai ketidakmampuan membaca (reading disorder). Masalah yang sering ditemui pada penderita disleksia adalah ketidakmampuan dalam mengeja kata, membaca cepat dan membaca dengan suara keras. Penderita disleksia bahkan akan merasa kesulitan untuk mengerti apa yang dibaca oleh orang lain. Selain mengalami kesulitan dalam hal membaca, penderita disleksia juga terkadang mengalami kesulitan ketika diminta untuk melafalkan beberapa fonem, serta menuliskan kata-kata yang didengar. [1][2]

disleksia
Ilustrasi Disleksia | Photo by Tiberiu Ana is licensed under CC-BY-2.0

Kesulitan-kesulitan yang dialami anak dengan disleksia, terkadang menyebabkan mereka dianggap sebagai anak yang bodoh. Hal ini tentu saja tidak terbukti karena pada kenyataannya, sama seperti diskalkulia, disleksia bisa menyerang siapa saja baik anak dengan tingkat IQ tinggi maupun rendah. Anggapan bahwa anak yang tidak bisa membaca, tidak bisa memahami penjelasan guru, serta tidak mengerti pelajaran dengan baik sehingga mendapat nilai yang buruk di sekolah tentu saja beralasan. Namun mengategorikan mereka kedalam golongan anak bodoh atau anak ber-IQ rendah tentu saja tidak boleh dilakukan. Pada dasarnya anak-anak disleksia merupakan anak-anak spesial yang menunggu untuk diajar dengan cara yang spesial pula.

Orang tua dan guru mungkin tidak bisa mendeteksi secara tepat apakah anak yang gagal dalam beberapa mata pelajaran di sekolah menderita disleksia atau tidak. Untuk bisa memastikannya, diperlukan beberapa tes yang hanya dapat dilakukan oleh psikolog dan ahli kesehatan. Meskipun demikian, orang tua dan guru bisa mendeteksi gejala-gejala disleksia. [2]

Mengenali Karakteristik Disleksia

Disleksia sering dikait-kaitkan dengan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) sebab sebesar 15% penderita disleksia ternyata juga merupakan penderita ADHD, dan sekitar 35% dari penderita ADHD merupakan anak dengan disleksia. Penderita disleksia memilki beberapa karakteristik. Karakteristik tersebut adalah: [1][3]

komponen-disleksia
Ilustrasi Disleksia | Photo by Cuidado infantil is licensed under CC-BY-SA-3.0

A. Karakteristik Penderita Disleksia dalam Mengeja

  • Susah membedakan huruf, terutama yang memiliki bentuk dan bunyi yang hampir sama, seperti "p", "b", "d", dan "g" atau "f" dan "s" misalnya.
  • Kesulitan mengingat dan melafalkan bunyi yang dibentuk dari setiap komponen vokal.
  • Kesulitan bila diminta mengeja tulisan secara terbalik (dari belakang ke depan).

B. Karakteristik Penderita Disleksia dalam Membaca

  • Kesulitan membaca kata secara terpisah.
  • Kesulitan membaca kata-kata yang jarang digunakan, baik secara terpisah maupun dalam sebuah teks.
  • Tidak lancar membaca, hal ini ditandai dengan kecepatan membaca yang lambat, kesulitan memahami isi bacaan (tidak akurat), serta kesulitan ketika diminta membaca keras (reading aloud).
  • Penderita disleksia juga biasanya membaca suatu kalimat dengan acak, seperti misalnya "saya hendak pergi bertamasya" menjadi "saka mendak bergi pertaman saya", huruf-huruf yang ada ditulisan disubtitusi dengan huruf lain, atau urutan-urutannya dipindah.
  • Tidak bisa membaca dalam waktu yang lama.

C. Karakteristik dalam Visual dan Penulisan

  • Menulis kalimat secara berantakan, tanpa spasi, atau ukuran huruf yang tidak konsisten.
  • Melihat tulisan seakan-akan semua berbaur, atau sebaliknya terpenggal-penggal sehingga merasa kebingungan ketika harus membaca.
  • Menulis dengan bentuk yang terbalik.

Mengenali Gejala Disleksia

Disleksia sering diikuti dengan disgrafia yaitu ketidakmampuan menulis. Belum ada obat yang bisa menolong penderita disleksia, namun beberapa gejala disleksia bisa mulai dideteksi sejak dini, bahkan sebenarnya sudah mulai bisa dideteksi jauh sebelum si penderita bisa membaca. Gejala-gejala yang mungkin timbul diantaranya: [2][3][4]

A. Usia Pra Sekolah

  1. Memasuki usia 1 tahun seorang anak akan melewati tahap satu-dua kata. Anak yang normal, pada usia ini akan mulai menyampaikan informasi dalam bentuk kata yang sangat terbatas, seperti "Ma, cucu" (Ma, saya mau minum susu). Pada usia dua tahun, perkembangan vocabularies seorang anak akan meningkat dengan sangat pesat. Anak yang normal mulai bisa menggunakan kata dalam bentuk yang lebih kompleks, bertanya atau menjawab pertanyaan misalnya. Hal ini tidak berlaku bagi anak disleksia. Anak dengan disleksia akan kesulitan untuk memproses kata-kata serta mengembangkan kosakata yang dimilikinya. Kemampuan berbicaranya juga tergolong lambat berkembang.
  2. Kesulitan mengingat hari, warna, dan bentuk.
  3. Kesulitan mengeja namanya.

B. Usia Sekolah (TK Hingga Kelas 3 SD)

  1. Kesulitan dalam hal memenggal kata, seperti "makan malam" yang berasal dari kata "makan" dan kata "malam" dan berarti "makan yang dilakukan pada waktu malam hari." Anak dengan disleksia akan cenderung mengartikan "makan malam" sebagai "proses memakan malam."
  2. Kesulitan mengeja berbagai kata.
  3. Kesulitan menghubungkan bentuk huruf dengan bunyi yang diproduksi. Seperti kata "makan" mengandung huruf "M" ([em] bukan [ma]).
  4. Kesulitan membaca kata per kata.

C. Kelas 4 SD Hingga SMA

  1. Memiliki sejarah kesulitan mengeja dan membaca.
  2. Selalu menolak ketika diminta membaca keras.
  3. Tidak memiliki kemauan diri untuk membaca, bahkan terhadap hal-hal yang dianggap menarik sekalipun.
  4. Lebih menyukai tes lisan dibanding tes tertulis.
Referensi
  1. Wikipedia contributors, “Dyslexia,” Wikipedia, The Free Encyclopedia, https://en.wikipedia.org/w/index.php?title=Dyslexia&oldid=692822684 (accessed December 8, 2015).
  2. “Dyslexia”, MedicineNet.com, http://www.medicinenet.com/dyslexia/page3.htm (accessed December 8, 2015).
  3. Texas Education Agency Team, 2007, The Dyslexia Handbook: Procedures Concerning Dyslexia and Related Disorders, Texas University press, Austin.
  4. Beaton, A., 2004, Dyslexia, Reading, and Brain, Psychology Press, New York.

Kutip materi pelajaran ini:
Kontributor Tentorku, 2015, https://www.tentorku.com/mengenali-karakteristik-dan-gejala-disleksia/ (diakses pada 11 Dec 2023).

Materi pelajaran ini bukan yang Anda butuhkan?
Anda bisa mengirimkan saran pada Tentorku di akun fb/twitter/google kami di @tentorku.
Topik dengan voting komentar terbanyak akan mendapatkan prioritas dibuatkan pembahasan.

Avatar photo
Tentorku

Penerbit Tentorku adalah penerbit artikel pendidikan online berkualitas. Tentorku percaya bahwa setelah proyek perpustakaan online ini selesai, Indonesia akan menjadi jauh lebih pintar! Semua konten tulisan, gambar, dan video pada situs ini adalah hak cipta Tentorku, kecuali dinyatakan khusus secara tertulis. Hak cipta dilindungi oleh DMCA dan hukum yang berlaku di Indonesia.

Articles: 125